Kamis, 04 Juli 2019

Cara Berternak Puyuh Agar Untung

Judul diatas adalah judul inti yang harus dicermati oleh setiap peternak puyuh atau bagi calon peternak puyuh, karena tujuan dari berternak puyuh dengan tujuan ekonomi tentunya adalah bagaimana agar berternak puyuh bisa untung. Tetapi keuntungan adalah merupakan tujuan utama dan tujuan akhir dari suatu usaha apapun yang sebetulnya selalu tidak mudah untuk didapat. Padahal setiap jenis usaha bisa merugi bahkan selalu merugi bagi pengusaha baru pada umumnya. Sangat jarang pengusaha yang langsung bisa untung walaupun bukan suatu hal yang tidak mungkin.

Karena judulnya adalah agar untung maka tujuan utamanya adalah keuntungan. Jadi kalau anda pelihara burung puyuh hanya untuk kesayangan saja atau untuk didengarkan suaranya saja maka tidak termasuk dalam artikel ini.

Ada beberapa jenis usaha yang berkaitan dengan ternak burung puyuh yang menguntungkan antara lain:

  1. Memelihara burung puyuh untuk diambil telor sebagai telor konsumsi.
  2. Memelihara burung puyuh untuk memproduksi embrio puyuh yang biasa digunakan untuk para penggemar memancing, sering disebut juga telor puyuh tapuy.
  3. Memelihara burung puyuh untuk menghasilkan doc puyuh atau puyuh anakan.
  4. Memelihara burung puyuh untuk menghasilkan puyuh indukan dan kemudian dijual.

Semua jenis usaha diatas tentu saja berasal dari satu sumber yaitu bertenak puyuh. Yang paling sulit untuk memperoleh keuntungan adalah yang margin keuntungannya kecil yaitu telor konsumsi. Marilah kita mencoba mengukur harga produksi telor untuk jenis usaha yang paling kritis yaitu menjual telor konsumsi.

Biaya Produksi Telor Puyuh per Butir

Biaya untuk memproduksi satu telor puyuh dari satu induk diperkirakan Rp. 178 per butir. Ini dihitung dari harga pakan per karung saat ini adalah Rp. 325.000 per karung atau per 50 kg. Jadi harga per kg pakan adalah Rp. 6500. Satu ekor puyuh membutuhkan pakan 22 gram per hari atau 0,022 gram per hari dikonversi menjadi Rp. 143. Karena tidak semua puyuh bertelor setiap hari, diprediksi produksi telor per hari 80 persen atau 0.8 sehingga harga telor menjadi Rp. 143/0.8 = Rp. 178,75. Maka modal dasar harga jual per kg sekitar Rp. 16.981, dengan asumsi jumlah telor per kg adalah 95 butir. Permasalahanya terkadang produksi telor puyuh tidak mencapai 80 persen tetapi hanya 75 persen sehingga biaya produksi telor per butirnya menjadi 143/0.75 = Rp. 190,6 dan harga pokok per kgnya menjadi Rp. 18.113. Semakin produksi telornya kurang maka harga dasarnya akan naik dan margin keuntungannya semakin tipis.

Jadi jumlah pakan yang dikonsumsi akan setara dengan jumlah puyuh yang anda pelihara, semakin banyak pejantan yang anda pelihara maka persentase produksi telor menjadi semakin kecil, karena dihitung dari populasi puyuh secara total. Misalnya begini karena anda ingin agar telornya bisa ditetesin maka di dalam kandang ada jantan dengan perbandingan 1 jantan 5 betina jadi kalau ada 100 ekor betina akan ada 20 ekor jantan. Misalnya betina bertelor 80 persen karena ada jantan maka persennya akan menjadi turun yaitu hanya menjadi 66,6 persen otomatis harga dasar telornya menjadi mahal yaitu 143/0,66 = Rp. 216,6 per butir atau Rp. 20.500 per kg. Apalagi kalau hanya bertelor 75 persen harga dasar telornya akan jauh lebih mahal.

Jadi bagaimana berternak puyuh agar untung sudah menjadi rumit masalahnya, ini belum seberapa ada banyak hal lain yang sangat berpengaruh terhadap biaya produksi telor puyuh, yang hasil akhirnya sangat ajaib harga produksi telor puyuh anda sama dengan harga beli eceran di pasar.

Nah sekarang bagaimana jika Puyuh betina sering mati jelas ini akan mempengaruhi proyeksi keuntungan anda dan tentu saja akan semakin lama kembali modalnya. Apalagi kalau ada pejantan di kandang anda jelas prosentase produksi telor menjadi turun dibandingkan populasi puyuh dalam kandang.

Kapan bisa Kembali modal

Berapa sebenarnya harga telor puyuh per butir di Pasar. Kalau di pasar Cikampek harga jual telornya adalah Rp. 24.000 per kg atau Rp. 252 per butir. Jadi kalau harga dasar produksi anda Rp. 216 per butir maka anda hanya dapat untung Rp. 36 per butir. Maka jika anda beli bibitnya harga Rp.2000 per ekor, maka akan balik modal setelah bertelor selama 70 hari ditambah lagi biaya pakan untuk 2 bulan sebelum bertelor, nah ini belum pernah saya hitung. Kalau dihitung rata rata sampai bertelor butuh 12 gram per hari selama 2 bulan maka untuk kembali modal butuh waktu 130 hari atau totalnya menjadi 200 hari sama dengan 6,6 bulan. Sedangkan puyuh anda secara efektif akan bertelor hanya selama 1 tahun. Jadi anda hanya punya waktu untung selama 5,4 bulan saja. Jika banyak puyuh betina yang mati maka hitungannya akan lebih panjang lagi mungkin akan balik modal setelah 8 bulan.
Ini sangat berbeda jika harga dasar telor anda adalah Rp. 178 maka anda dapat untung Rp 74 per butir. Maka anda dapat kembali modal dalam waktu 90 hari atau 3 bulan saja, dan anda punya waktu untuk memperoleh keuntungan lebih panjang lagi yaitu sekitar 9 bulan. Berarti waktu hitungan 3 bulan kembali modal adalah yang paling cepat sedangkan waktu paling lambat bisa sampai puyuh anda mati semua belum kembali modal. Inilah yang menyebabkan peternak puyuh jarang yang berhasil.

Efisiensi Peternak Puyuh

Untuk meningkatkan keuntungan usaha ternak puyuh akhirnya adalah membuat supaya biaya produksi telor puyuh menjadi lebih murah yaitu dengan efisiensi disegala bidang. Sedangkan hal hal yang bisa diefisienkan atau ditekan sehingga lebih menguntungkan adalah hal hal berikut.


  1. Efisiensi jumlah pakan yaitu dengan meminimalkan jumlah pakan yang terbuang bukan mengurangi banyaknya pakan yang dimakan oleh puyuh.
  2. Menekan jumlah kematian puyuh terutama puyuh betina.
  3. Membuat kandang yang semakin simpel untuk dikelola tidak membutuhkan banyak tenaga, kalau bisa semua serba otomatis. Sehingga tidak butuh banyak tenaga kerja.
  4. Membuat lingkungan puyuh yang ideal sehingga puyuh cepat bertelor, tidak gampang mati, tetap sehat. Kalau bisa nyaman buat puyuh.

Keempat hal diatas membutuhkan penelitian tersendiri sehingga bisa memperoleh hal hal yang diinginkan dan menghasilkan produksi yang efektif dan efisien. Hasil akhirnya adalah anda mungkin bisa menghasilkan keuntungan lebih tinggi dan waktu kembali modal yang lebih cepat. Sehingga anda bisa menjual harga telor yang lebih kompetitif. Sekian terima kasih.

Video Puyuh:



1 komentar:

GTI mengatakan...

Bisa beri comment disini