Saya mencoba akan mengulas mengenai buku panduan memelihara burung puyuh yang sudah saya baca dan sudah mencoba menerapkannya dalam percobaan menernakan burung puyuh dari mulai menetaskan telor puyuh sampai membuat indukan burung yang berkualitas menurut kriteria tertentu.
Saya sudah menjalani selama kurang lebih Satu Setengah tahun dalam melakukan percobaan memelihara burung puyuh ini, dari burung puyuhnya, jenis makanannya, kandangnya, sarana pemeliharaan seperti tempat minum tempat telor, lingkungan pemeliharaan burung puyuh, percobaan dengan cuaca yang ekstrim, tempat pembuangan kotoran yang praktis sampai mencoba menseleksi indukan untuk dijadikan induk burung puyuh petelor sekaligus yang disukai jika dipotong karena beratnya cukup besar yaitu 3 ons. Buku panduan pemeliharaan burung puyuh dan bacaan dari beberapa sumber di Internet tentang belajar budidaya burung puyuh saya jadikan referensi dalam percobaan saya ini.
Dengan pengalaman yang sudah saya jalani dan dengan melakukan pencatatan tentunya sehingga data bisa dibandingkan, dengan waktu Satu Setengah tahun bukanlah menjadi seorang yang sudah ahli dalam memelihara burung puyuh tetapi justru semakin tahu ada banyak hal lain yang perlu dicoba, dan ini masih membutuhkan waktu paling tidak 2 atau 3 tahun lagi baru bisa dibilang ahli dalam memelihara burung puyuh.
Banyak peternak memelihara burung puyuh tapi tidak melakukan experiment, atau bahkan tidak berani melakukan eksperimen karena takut rugi atau takut tidak bertelor, sehingga walaupun bertahun tahun memelihara burung puyuh mereka masih tetap amatir, berbeda dengan percobaan dengan macam macam metoda mereka malah jadi semakin paham akan kelemahan dan banyak hal yang harus dikembangkan dan semakin ahli dalam memelihara burung puyuh maupun ternak yang lain.
Bagi para pebisnis jangan sekali kali langsung mencoba bisnis berternak ataupun berkebun dalam skala besar hanya berdasarkan buku panduan yang dibeli di Toko Buku, karena sebagian besar dari buku tersebut hanya berdasarkan pengamatan, jadi bukan berdasarkan pengalaman maupun percobaan, sehingga buku buku tersebut sama sekali belum bisa dijadikan pegangan dalam budidaya apapun. Karena buku buku tersebut masih sangat dasar tapi tidak mendasar, banyak sekali point point penting dan sangat krusial yang belum ditulis dalam buku buku tersebut sehingga jika dijadikan panduan bisa berakibat fatal karena rugi besar. Mengikuti cara cara petani tradisional juga kita harus hati hati karena mereka tidak pernah melakukan percobaan dalam skala kecil yang mudah diamati dan disimpulkan, mereka hanya praktek budidaya dan seringkali hasilnya tidak memuaskan.
Berkebun itu lebih rumit dari pada beternak karena rentang waktunya dari mulai tanam sampai berbuah lebih lama dibanding misal berternak burung puyuh yang hanya memerlukan waktu kurang lebih 3 bulan dari mulai penetasan telor sampai burung bertelor. Sedangkan tanaman rata rata butuh waktu semai 1 bulan dan waktu tanam sampai berbuah butuh waktu 3 bulan jadi total waktunya 4 bulan minimal. Juga dalam bertanam variabelnya lebih banyak dibanding berternak, ternak burung tidak bergantung pada musim sedangkan tanaman sangat bergantung pada musim, sehingga dalam satu tahun hanya punya kesempatan pada musim tertentu saja untuk bisa bertanam, sehingga pengetahuan akan tanaman tersebut menjadi terputus dan menunggu. Bagi petani biasa hal ini tidak akan berkesinambungan sehingga pengetahuan bertaninya akan minim sekali. Mereka hanya melakukan penanaman dengan cara cara yang seperti biasa mereka lakukan walaupun berganti musim, sehingga hasilnya tidak optimal, sedangkan buku petunjuknyapun tidak ada yang sempurna.
Sebenarnya untuk tanaman skala luas seharusnya hanya mengikuti musim saja dan tidak bisa dipaksakan untuk menanam karena hasilnya tidak optimal. Sebenarnya petani juga sudah paham tetapi mereka tidak punya pilihan lain sehingga tetap menanam tanaman tersebut pada musim yang tidak cocok sehingga hasilnya bisa gagal panen. Pada masa masa sulit sebenarnya petani mending melakukan pencegahan terhadap kegagalan panen yang lebih ketat dengan skala tanam yang lebih sempit sehingga lebih mudah dikontrol dan kemungkinan kerugian menjadi kecil.
Nah sekian saja sedikit petunjuk mengenai penduan dalam beternak burung puyuh maupun dalam bertani, mudah mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar