Berikut ini adalah cerita tentang percobaan penanaman jamur merang yang saya lakukan. Bagi yang suka menanam jamur merang tentu kata tampa sterilisasi menjadi hal yang sangat menarik bukan, karena sterilisasi membutuhkan energi yang sangat besar dan mahal. Apalagi kalau mau melakukan sterilisasi dengan benar. Selama ini sterilisasi jamur merang tradisional yang biasa dilakukan di kumbung kumbung di Indonesia dilakukan hanya dalam waktu 8 jam dalam satu hari saja, ya ini bukannya jelek tetapi kenyataanya banyak petani yang gagal panen. Walaupun bukan hanya faktor sterilisasi saja yang menentukan keberhasilan penanaman jamur merang. Intinya karena modal yang keluar sudah besar tapi hasil minim.
Saya sudah mencoba penanaman jamur merang dengan sterilisasi di rebus, jadi jeraminya direbus dulu selama 1 – 2 jam dengan temperatur yang tentunya bisa lebih dari 100 derajat C. Setelah dimasukkan dalam polibag, saya melakukan percobaan dengan menanam jamur di Polibag yang dilubangi lebih besar besar sehingga jamur bisa tumbul melalui lubang tersebut. Setelah saya tanami jamur (tanpa bibibit beli) dalam waktu 2 minggu yang tumbuh ternyata jamur liar dan hanya ada 1 buah jamur merang yang tumbuh. Hal ini bisa dikarenakan faktor cuaca yang sekarang kurang mendukung, pada bulan ini Agustus – September 2017 sedang musim kemarau panas panasnya di Purwakarta. Walaupun sering saya buat lingkungannya lembab tetapi daya tumbuh jamur merang sangat rendah, karena pada siang hari suhu udara terlalu panas bisa 38 derajat C, dan pada malam hari terlalu dingin bisa 22 derajat C. Dan yang kedua mengapa jamur liar masih tumbuh padahal sudah direbus (dengan uap bukan direndam), bahasa jawanya didang, Ini bisa disimpulkan bahwa jamur liar (coprinus) tidak mati. Saya menanam jamur merang tidak menggunakan bibit beli tetapi benar benar dari jamur merangnya yang diiris tipis dan disebar di permukaan media kemudian ditutup kertas koran. Dalam usia 1 hari semua jamur yang saya sebar sudah tumbuh dan menyebarkan miselium di permukaan media. Tetapi faktor menjadi buah jamur merang ternyata masih sulit.
Percobaan lainya saya menggunakan media yang benar benar tanpa sterilisasi, dengan cara menanam jamur yang sama seperti diatas hanya ada dari jamur dan ada juga yang dengan spora jamur (jamur mekar saya larutkan ke air) yang disiramkan ke media jamur. Setelah 2 minggu jamur liar tentu saja banyak yang tumbuh karena tanpa sterilisasi sama sekali. Saya biarkan tumbuh dan dibersihkan terus setelah 3 hari jamur liar sudah dibuangi dan lapisan atas saya buang dan media saya balik, anehnya kemudian tumbuh jamur merang yang cukup banyak dilapisan bawah tersebut. Saya belum bisa menyimpulkan apakah ini berasal dari spora yang saya siramkan kemudian tumbuh dibawah atau memang jamur merang suka dengan lingkungan yang lebih hangat karena jamur merang lebih suka tumbuh dibagian yang lebih hangat. Di bagian atas lebih disukai oleh coprinus, dan dibagian bawah lebih disukai jamur merang. Media tanam hanya menggunakan jerami saja tidak ditambah macam macam. Jerami sudah dijemur sampai kering selama 2 hari, tetapi yang namanya coprinus tetap nempel di bibit jerami. Jika saya menggunakan bibit beli faktor kegagalan akan bertambah bisa disebabkan bibit yang tidak bagus karena tidak ada penjual bibit jamur merang di Indonesia yang bersertifikasi, dan berani menjamin bahwa yang dia jual adalah benar benar jamur merang, dan tidak bisa dikomplain jika tidak tumbuh.
Percobaan akan terus berlanjut, mungkin bagi para petani yang mau mencoba bisa dilakukan dalam skala kecil dan dengan ruangan yang mungkin lebih terjaga, karena saya benar benar menggunakan tempat seadanya tidak membuat ruangan khusus, tetapi hanya ditutup plastik ditaruh ditempat yang tidak terkena panas dan hujan, tetapi masih terbuka artinya terkena efek panas maupun dingin udara dari luar. Oh ya sterilisasi dengan uap panas kalau di Indonesia hanya dilakukan dalam waktu 8 jam tetapi kalau lihat video di negara lain yang sudah modern membudidayakan jamur merang proses steam ini dilakukan dalam waktu 5 hari, nah ini benar benar gak ada jamur liar yang tumbuh. Kalau kita hanya sterilisasi 8 jam apa itu cukup? Saya kurang tahu pasti, bagaimana pendapat petani yang menggunakan media jerami khususnya. Kalau menggunakan media kerta dan kardus bekas itu beda lagi karena gak akan ada jamur coprinus paling juga yang tumbuh adalah jamur oncom karena mereka mencampur media dengan bekatul yang sangat disukai jamur oncom. Jamur oncom ini juga sangat merusak media dan bibit jamur, yang pertumbuhannya sangat cepat.
Air beras juga sangat disukai jamur oncom, jadi kalau memang mau memupuk sebaiknya diatus dosisnya kalau berlebih malah bisa merusak miselium jamur merang yang sudah tumbuh. Pada percobaan selanjutnya saya melakukan sterilisasi tetapi bukan dengan uap panas tetapi direndam dengan bahan kimia, hasilnya tunggu saja ya, nanti akan saya ceritakan disini. Untuk bisa mengambil kesimpulan bagaimana menanam jamur merang yang efektif dan menguntungkan sangat sulit karena masih terlalu banyak varibel yang mixed up (istilah inggrisnya) ya untuk sementara masih disebut sebagai kesimpulan sementara, belum kesimpulan akhir. Kata yang tepat di dunia penelitian. Gambar ntar menyusul saja....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar