Rabu, 29 Juli 2015

Mengolah Kotoran Unggas menjadi Pupuk Organik

Bagaimana cara membuat pupuk organic yang benar? Saya menulis ini bukan tanpa pengalaman, dan beberapa kali membuat pupuk organic dari kotoran binatang tetapi hasilnya tidak stabil, tidak tentu. Menurut beberapa sumber di Internet juga berbeda beda ada yang menyebutkan dengan cara anaerob, tapi ada juga system aerob. Anaerob maksudnya tanpa udara, sedangkan aerob menggunakan udara, atau membutuhkan udara. Sebenernya sih ditaruh begitu saja juga jadi pupuk hanya kan butuh waktu lama dan baunya itu gak nahan, kalau lama lama.

Karena itu saya coba ambil tulisan dari Wikipedia untuk membahas tentang pupuk organic, isinya begini:

Perubahan kotoran ternak:

Kadar amonia yang tinggi di rumah-rumah unggas dapat mengakibatkan kinerja burung yang buruk dan kesehatan dan hilangnya keuntungan kepada petani. Ketika broiler dan kalkun yang dibesarkan di atas kotorannya (litter), beberapa perubahan dapat digunakan untuk mengurangi kadar amonia di rumah dan meningkatkan produktivitas. Asam urat dan nitrogen organik (N) dalam tinja burung dan pakan tumpah dikonversi ke amonium (NH4 +) oleh mikroba dalam litter. Amonium, bentuk N tanaman tersedia, dapat mengikat litter dan juga larut dalam air. Tergantung pada kadar air, suhu, dan keasaman litter, sebagian dari amonium akan diubah menjadi amonia (NH3). Produksi amonia disukai jika suhu dan pH tinggi (yaitu, kondisi basa). Amonia adalah gas tajam yang mengiritasi mata dan sistem pernapasan, dan dapat mengurangi resistensi terhadap infeksi pada unggas. Pada konsentrasi cukup tinggi, amonia akan mengurangi efisiensi pakan dan pertumbuhan sambil meningkatkan mortalitas dan bangkai kecaman. Hasilnya adalah kerugian ekonomi bagi petani dan integrator. Karena anak ayam lebih rentan terhadap efek negatif dari amonia, menempatkan merenung di rumah-rumah dengan litter tingkat tinggi sangat berbahaya. Juga, suhu tinggi yang diperlukan selama meningkatkan kadar amonia, dan sampah basah (karena peminum bocor atau tabel air yang tinggi) dan ventilasi musim dingin cukup berkontribusi kadar amonia tinggi juga. Dalam situasi ini, beberapa petani terutama mengandalkan ventilasi untuk mengurangi amonia di rumah. Namun, kehilangan amonia dalam litter dapat mengurangi nilai pupuk, serta ventilasi amonia ke lingkungan dapat menyebabkan masalah kesehatan dan lingkungan.
Acidifier.

Ada beberapa jenis perubah litter yang tersedia untuk mengelola amonia yang paling umum adalah Acidifier, dan berbagai perawatan mikroba dan enzim.

Jenis perubah ini menciptakan kondisi asam (pH kurang dari 7) pada litter, sehingga amonia nitrogen sementara ditahan sebagai amonium daripada amonia. Ammonium adalah ion yang sangat reaktif yang bersenyawa dengan sulfat, nitrat dan fosfat untuk membentuk garam ammonium yang meningkatkan nilai gizi dari litter ketika tanah digunakan sebagai pupuk. Keasaman juga menciptakan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi bakteri urolytic mengurangi produksi enzim yang berkontribusi terhadap pembentukan amonia, sehingga produksi amoniak berkurang. Bakteri Urolytic memiliki optimum pH sekitar 8,3 dan litter amandemen menurunkan pH permukaan sampah ke bawah 4.0 untuk waktu singkat, biasanya antara 3-5 hari tergantung pada amandemen litter. Ada beberapa jenis Acidifier, seperti tawas, tawas cair diasamkan, natrium bisulfat, besi sulfat, dan asam sulfat, yang telah digunakan oleh industri unggas. Produk-produk ini bervariasi dalam efektivitas sebagai pH dinaikkan oleh aktivitas unggas dalam beberapa minggu.

Kemudian kalau membaca artikel lain tentang pupuk kandang, mereka menulis seperti ini:
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan seperti unggas, sapi, kerbau dan kambing. Secara umum pupuk kandang dibedakan berdasarkan kotoran hewan yang kencing dan tidak kencing. Contoh hewan yang kencing adalah sapi, kambing dan kerbau. Hewan yang tidak kencing kebanyakan dari jenis unggas seperti ayam, itik dan bebek.

Karateristik kotoran hewan yang kencing waktu penguraiannya relatif lebih lama, kandungan nitrogen lebih rendah, namun kaya akan fosfor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok digunakan pada tanaman yang diambil buah atau bijinya seperti mentimun, kacang-kacangan, dan tanaman buah. Sedangkan karakteristik kotoran hewan yang tidak kencing waktu penguraiannya lebih cepat, kandungan nitrogen tinggi, namun kurang kaya fospor dan kalium. Pupuk kandang jenis ini cocok diterapkan untuk tanaman sayur daun seperti selada, bayam dan kangkung.

Pupuk kandang banyak dipakai sebagai pupuk dasar tanaman karena ketersediaannya yang melimpah dan proses pembuatannya gampang. Pupuk kandang tidak memerlukan proses pembuatan yang panjang seperti kompos. Kotoran hewan cukup didiamkan sampai keadaannya kering dan matang sebelum diaplikasikan ke lahan.

Akhirnya ketemu cara yang lebih praktis dan murah:

Cara pembuatan :
  1. Campur pupuk kandang dengan kulit padi, atau daun daun kering yang sudah diremuk, maksudnya biar cepat busuk.
  2. Sediakan drum untuk jumlah kompos yang banyak, atau ember bekas cat 25 kg untuk ukuran kompos yang sedikit. Lubangi bagian bawah drum atau ember sehingga air bisa keluar tidak menggenang di dalam drum atau ember.
  3. Gali tanah sedikit untuk memasukkan drum atau ember tersebut sekitar 10 - 15 cm, dan tanah bekas galian jangan dibuang.
  4. Tempatkan drum atau ember tadi ke dalam tanah yang sudah digali tadi, masukkan kompos yang sudah dicampur dengan daun daun atau kulit padi tadi ke dalam ember atau drum.
  5. Sesudah dimasukkan urug bagian permukaannya dengan tanah sisa galian tersebut dan tutup bagian atas drum atau ember tadi agar tidak terkena air hujan.
  6. Jika kotoran unggas tadi terlalu kering, siram dengan air secukupnya.
  7. Biarkan selama paling sedikit 2 bulan dan lihat hasilnya. Jika masih bau berarti belum jadi, atau kompos terlalu kering harus disiram dengan air agar membusuk.
  8. Nah kompos yang siap buat menanam akan berwarna hitam dan tidak berbau busuk.

Tidak ada komentar: